Selasa, 28 Juni 2011

Tips Menulis Cerpen untuk Pemula-1


Kiat Menulis Cerpen


Popularitas cerpen saat ini masih bisa dikatakan stabil meskipun cukup banyak saingan dari media elektronik. Mengapa demikian? Karena cerpen mempunyai berbagai keunggulan, diantaranya dapat dibaca sekali duduk sehingga tidak banyak menyita waktu. Cerpen juga tidak menyita banyak ruang di Koran maupun majalah.

Banyaknya cerita pendek maupun novel yang diangkat ke layar lebar maupun layar kaca, cukup menginspirasi orang banyak untuk tidak sekedar membaca dan menjadi penikmat cerpen, tetapi juga menjadi penulis.

Buku tentang tips-tips menulis kreatif banyak kita temukan di pasaran. Saya hanya akan menuliskan beberapa tips yang memang sudah saya terapkan sendiri, berdasarkan buku-buku yang pernah saya baca (jumlahnya puluhan buku, saya lupa judulnya apa saja dan siapa saja penulisnya. Maafkan saya, Guru-guru!). Saya juga menukil beberapa tips yang saya dapat selama mengikuti berbagai pelatihan menulis. Terutama yang saya dapat dari penulis-penulis  yang tergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI).

Pertama, awali cerpen Anda dengan sesuatu yang mengejutkan! Istilah di FLP, awali dengan Ledakan!
Contoh:
“Maliiing…!” Teriakan penduduk desa semakin nyaring. Mereka berlari di belakangku dengan penuh semangat seolah aku pencuri yang sebenarnya. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang selain berlari dan terus berlari. Peluh dari dahiku menetes ke mata hingga penglihatanku kabur.

Apa perasaan Anda ketika membaca penggalan awal cerpen di atas? Saya yakin pikiran Anda akan langsung fokus dan perasaan Anda segera menyatu dengan barisan-barisan kalimat selanjutnya. Bedakan dengan contoh berikut:

Di sebuah desa yang sepi, hiduplah seorang gadis bersama kucing kesayangannya. Dia adalah gadis sebatang kara. Malang sekali nasibnya, karena orang tuanya tidak meninggalkan harta apapun. Setiap hari dia mencari ranting-ranting kayu di hutan. Lalu setelah terkumpul, dia menjualnya di pasar.

Apa yang Anda rasakan? Bosan, bukan? Apalagi penulis langsung mengajak Anda untuk mengikuti pendapatnya bahwa gadis itu malang nasibnya.Padahal belum tentu demikian.  

Bagaimana, siap praktek? Coba buat penggalan-penggalan untuk mengawali sebuah cerpen. Syukur-syukur kalau cerpen yang Anda buat bisa berlanjut hingga penyelesaian. Nantikan tips-tips berikutnya! Jika Ada yang ingin ditanyakan, silakan tulis di kolom komentar.

Ingin lihat salah satu buku saya? klik di sini!

Jumat, 24 Juni 2011

Humor

Menunggu Istri Melahirkan
Pada suatu hari di sebuah Rumah Sakit bersalin, 4 orang pria sedang menunggu istri-istri mereka yang akan melahirkan. Lalu seorang dokter keluar dari ruangan dan menyalami pria pertama.
            Dokter: “Selamat, Pak! Anak Bapak kembar 2.”
            Pria 1  : “Ya iyalah, Dokter. Saya kan kerja di pabrik kacang 2 kelinci.”

Tak berapa lama, dokter keluar lagi dan memberi selamat pada pria kedua.
            Dokter: “Selamat, Pak! Istri Anda melahirkan anak sekaligus  kembar 3…”
            Pria 2  : “Makasih, Dok. Saya kan bekerja di pabrik semen 3 roda. Jadi wajarlah kalau punya anak kembar 3.” Ucap pria kedua dengan bangga. Sebaliknya, pria ketiga dan keempat mulai gelisah. Lalu beberapa saat kemudian dokter keluar lagi untuk memberi kabar pria ketiga.
            Dokter : “Selamat, ya Pak! Luar biasa betul! Anak Anda kembar 7!”
            Pria 3  : “Ya itulah yang saya khawatirkan, Dok. Soalnya saya bekerja di pabrik Puyer Bintang 7.”
Mendengar hal itu, pria keempat semakin gelisah. Wajahnya pucat pasi, romannya pias menahan kekhawatiran. Tahu kenapa? Karena dia bekerja di Densus 88....!:-)

Jumat, 03 Juni 2011

Humor Sufi


Alhamdulillaah….!!!

Alkisah, ada dua orang alim yang bersahabat. Sebut saja namanya Qomar dan Nujum. Pada suatu hari, Qomar akan mengadakan perjalanan jauh. Sayangnya, kudanya sedang sakit. Maka dia berniat meminjam kuda milik Nujum. Lalu berangkatlah Qomar ke rumah Nujum yang berada di desa sebelah. Sesampainya di sana dia disambut dengan hangat. Qomar pun tidak sungkan untuk mengutarakan maksud kedatangannya.
“Ya, Saudaraku. Saya tidak keberatan jika kau pinjam kudaku. Sayangnya, kudaku ini agak aneh,” kata Nujum.
“Aneh bagaimana?” Tanya Qomar penasaran.
“Begini. Cara mengendarainya tidak seperti kuda lain. Ada kata-kata tertentu yang harus kau ucapkan. Misalnya, kalau mau berangkat, ucapkan ‘Alhamdulillah’. Kalau ingin kuda itu berjalan pelan ucapkan “Laa ilaaha illallah’, dan jika ingin dia berlari lebih kencang, ucapkan ‘Allahu akbar’. Kalau mau berhenti, ucapkan ‘Subhanallah’.” Nujum memberi penjelasan lengkap pada sahabatnya.
“Oh, begitu. Ah, itu urusan mudah. Saya pasti bisa mengendalikannya.”
“Syukurlah kalau begitu. Silakan pakai saja kudaku, hati-hati di jalan!”
Qomar pun berangkat dengan menunggang kuda aneh yang minta “password” untuk mengiringi perintahnya. (Emangnya zaman dulu sudah ada password, ya?)
Dengan mengucap “Alhamdulillah”, kuda itu pun berangkat. Qomar sangat menikmati perjalanannya. Sesekali dia berdzikir dengan mengucapkan “Allahu akbar” dengan suara nyaring. Maka kuda itu pun berlari kencang dan semakin kencang. Lalu ketika Qomar berdzikir “Laa ilaaha illallah”, kuda itu kembali berjalan pelan.
Di siang hari, perjalanan terasa sangat melelahkan. Qomar ingin beristirahat, tapi dia berada jauh dari pemukiman penduduk. Karena kelelahan, Qomar agak lupa dengan password-password kuda itu. Ketika ingin berjalan pelan, dia malah mengucapkan “Allahu akbar”. Jadi kuda itu berlari dengan kencangnya. Padahal di sekitar tempat itu banyak jurang yang menganga. Qomar berdzikir dengan bermacam-macam kalimat, berharap menemukan kata yang tepat untuk menghentikan laju kuda itu. Tapi kuda itu malah melompat, berjalan lambat, lalu berlari lagi, tidak juga berhenti karena Qomar belum mengucapkan kalimat yang tepat.
Tidak jauh di hadapan mereka terlihat lubang yang menganga sangat lebar. Qomar yang panik berusaha untuk tenang dan mengingat kalimat yang tepat untuk menghentikan laju kuda itu. Tiba-tiba dia ingat, lalu segera diucapkanya, “Subhanallaah…!” maka kuda itu pun berhenti tepat di tepi lubang menganga yang ternyata sangat dalam.
Qomar pun sangat bersyukur, dan diucapkannya, “Alhamdulillaah…!!!”
Kuda itupun berangkat lagi…!!!!
Innalillaah…!


PS: Jangan terlalu sedih, dong. Kisah di atas Cuma fiktif aja. Tapi setidaknya ada pesan moral yang bisa kita ambil, diantaranya:
-jangan meremehkan hal-hal yang tampaknya mudah
-jangan latih kuda Anda seperti kuda milik Nujum
-jangan lupa password, ya…!