Kiat Menulis Cerpen
Popularitas cerpen saat ini masih bisa dikatakan stabil meskipun cukup banyak saingan dari media elektronik. Mengapa demikian? Karena cerpen mempunyai berbagai keunggulan, diantaranya dapat dibaca sekali duduk sehingga tidak banyak menyita waktu. Cerpen juga tidak menyita banyak ruang di Koran maupun majalah.
Banyaknya cerita pendek maupun novel yang diangkat ke layar lebar maupun layar kaca, cukup menginspirasi orang banyak untuk tidak sekedar membaca dan menjadi penikmat cerpen, tetapi juga menjadi penulis.
Buku tentang tips-tips menulis kreatif banyak kita temukan di pasaran. Saya hanya akan menuliskan beberapa tips yang memang sudah saya terapkan sendiri, berdasarkan buku-buku yang pernah saya baca (jumlahnya puluhan buku, saya lupa judulnya apa saja dan siapa saja penulisnya. Maafkan saya, Guru-guru!). Saya juga menukil beberapa tips yang saya dapat selama mengikuti berbagai pelatihan menulis. Terutama yang saya dapat dari penulis-penulis yang tergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI).
Pertama, awali cerpen Anda dengan sesuatu yang mengejutkan! Istilah di FLP, awali dengan Ledakan!
Contoh:
“Maliiing…!” Teriakan penduduk desa semakin nyaring. Mereka berlari di belakangku dengan penuh semangat seolah aku pencuri yang sebenarnya. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang selain berlari dan terus berlari. Peluh dari dahiku menetes ke mata hingga penglihatanku kabur.
Apa perasaan Anda ketika membaca penggalan awal cerpen di atas? Saya yakin pikiran Anda akan langsung fokus dan perasaan Anda segera menyatu dengan barisan-barisan kalimat selanjutnya. Bedakan dengan contoh berikut:
Di sebuah desa yang sepi, hiduplah seorang gadis bersama kucing kesayangannya. Dia adalah gadis sebatang kara. Malang sekali nasibnya, karena orang tuanya tidak meninggalkan harta apapun. Setiap hari dia mencari ranting-ranting kayu di hutan. Lalu setelah terkumpul, dia menjualnya di pasar.
Apa yang Anda rasakan? Bosan, bukan? Apalagi penulis langsung mengajak Anda untuk mengikuti pendapatnya bahwa gadis itu malang nasibnya.Padahal belum tentu demikian.
Bagaimana, siap praktek? Coba buat penggalan-penggalan untuk mengawali sebuah cerpen. Syukur-syukur kalau cerpen yang Anda buat bisa berlanjut hingga penyelesaian. Nantikan tips-tips berikutnya! Jika Ada yang ingin ditanyakan, silakan tulis di kolom komentar.
Ingin lihat salah satu buku saya? klik di sini!
Ingin lihat salah satu buku saya? klik di sini!