Jumat, 24 Juni 2011

Humor

Menunggu Istri Melahirkan
Pada suatu hari di sebuah Rumah Sakit bersalin, 4 orang pria sedang menunggu istri-istri mereka yang akan melahirkan. Lalu seorang dokter keluar dari ruangan dan menyalami pria pertama.
            Dokter: “Selamat, Pak! Anak Bapak kembar 2.”
            Pria 1  : “Ya iyalah, Dokter. Saya kan kerja di pabrik kacang 2 kelinci.”

Tak berapa lama, dokter keluar lagi dan memberi selamat pada pria kedua.
            Dokter: “Selamat, Pak! Istri Anda melahirkan anak sekaligus  kembar 3…”
            Pria 2  : “Makasih, Dok. Saya kan bekerja di pabrik semen 3 roda. Jadi wajarlah kalau punya anak kembar 3.” Ucap pria kedua dengan bangga. Sebaliknya, pria ketiga dan keempat mulai gelisah. Lalu beberapa saat kemudian dokter keluar lagi untuk memberi kabar pria ketiga.
            Dokter : “Selamat, ya Pak! Luar biasa betul! Anak Anda kembar 7!”
            Pria 3  : “Ya itulah yang saya khawatirkan, Dok. Soalnya saya bekerja di pabrik Puyer Bintang 7.”
Mendengar hal itu, pria keempat semakin gelisah. Wajahnya pucat pasi, romannya pias menahan kekhawatiran. Tahu kenapa? Karena dia bekerja di Densus 88....!:-)

Jumat, 03 Juni 2011

Humor Sufi


Alhamdulillaah….!!!

Alkisah, ada dua orang alim yang bersahabat. Sebut saja namanya Qomar dan Nujum. Pada suatu hari, Qomar akan mengadakan perjalanan jauh. Sayangnya, kudanya sedang sakit. Maka dia berniat meminjam kuda milik Nujum. Lalu berangkatlah Qomar ke rumah Nujum yang berada di desa sebelah. Sesampainya di sana dia disambut dengan hangat. Qomar pun tidak sungkan untuk mengutarakan maksud kedatangannya.
“Ya, Saudaraku. Saya tidak keberatan jika kau pinjam kudaku. Sayangnya, kudaku ini agak aneh,” kata Nujum.
“Aneh bagaimana?” Tanya Qomar penasaran.
“Begini. Cara mengendarainya tidak seperti kuda lain. Ada kata-kata tertentu yang harus kau ucapkan. Misalnya, kalau mau berangkat, ucapkan ‘Alhamdulillah’. Kalau ingin kuda itu berjalan pelan ucapkan “Laa ilaaha illallah’, dan jika ingin dia berlari lebih kencang, ucapkan ‘Allahu akbar’. Kalau mau berhenti, ucapkan ‘Subhanallah’.” Nujum memberi penjelasan lengkap pada sahabatnya.
“Oh, begitu. Ah, itu urusan mudah. Saya pasti bisa mengendalikannya.”
“Syukurlah kalau begitu. Silakan pakai saja kudaku, hati-hati di jalan!”
Qomar pun berangkat dengan menunggang kuda aneh yang minta “password” untuk mengiringi perintahnya. (Emangnya zaman dulu sudah ada password, ya?)
Dengan mengucap “Alhamdulillah”, kuda itu pun berangkat. Qomar sangat menikmati perjalanannya. Sesekali dia berdzikir dengan mengucapkan “Allahu akbar” dengan suara nyaring. Maka kuda itu pun berlari kencang dan semakin kencang. Lalu ketika Qomar berdzikir “Laa ilaaha illallah”, kuda itu kembali berjalan pelan.
Di siang hari, perjalanan terasa sangat melelahkan. Qomar ingin beristirahat, tapi dia berada jauh dari pemukiman penduduk. Karena kelelahan, Qomar agak lupa dengan password-password kuda itu. Ketika ingin berjalan pelan, dia malah mengucapkan “Allahu akbar”. Jadi kuda itu berlari dengan kencangnya. Padahal di sekitar tempat itu banyak jurang yang menganga. Qomar berdzikir dengan bermacam-macam kalimat, berharap menemukan kata yang tepat untuk menghentikan laju kuda itu. Tapi kuda itu malah melompat, berjalan lambat, lalu berlari lagi, tidak juga berhenti karena Qomar belum mengucapkan kalimat yang tepat.
Tidak jauh di hadapan mereka terlihat lubang yang menganga sangat lebar. Qomar yang panik berusaha untuk tenang dan mengingat kalimat yang tepat untuk menghentikan laju kuda itu. Tiba-tiba dia ingat, lalu segera diucapkanya, “Subhanallaah…!” maka kuda itu pun berhenti tepat di tepi lubang menganga yang ternyata sangat dalam.
Qomar pun sangat bersyukur, dan diucapkannya, “Alhamdulillaah…!!!”
Kuda itupun berangkat lagi…!!!!
Innalillaah…!


PS: Jangan terlalu sedih, dong. Kisah di atas Cuma fiktif aja. Tapi setidaknya ada pesan moral yang bisa kita ambil, diantaranya:
-jangan meremehkan hal-hal yang tampaknya mudah
-jangan latih kuda Anda seperti kuda milik Nujum
-jangan lupa password, ya…!

Senin, 02 Mei 2011

Kiat-kiat Mencerdaskan Anak

Kiat-kiat Mencerdaskan Anak tanpa Menghafal

Judul Buku      :           Einstein Tak Pernah Menghafal
                                    (Einstein Never Used Flash Cards)
Penulis             :           Kathy Hirsh-Pasek, Ph.D.
                                    Roberta Michnick Golinkoff, Ph.D.
                                    Diane Eyer, Ph.D.
Penerjemah      :           Fahmy Yamani
Penerbit           :           Penerbit Kaifa
                                    PT. Mizan Pustaka
Cetakan           :           Kedua, Juni 2006


Hal 150
Sebuah penelitian tentang peranan orang tua dalam pembelajaran bahasa dilakukan oleh Profesor Betty Hart dan Todd Risley, ilmuwan senior di Schiefelbusch Institute for Life Span Studies di University of Kansas di Lawrence. Mereka meneliti 42 keluarga dalam waktu 3 tahun. Hasilnya adalah betapa pentingnya kontribusi orang tua dalam pembelajaran bahasa seorang anak. Keluarga yang diamati terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda, dan diklasifikasikan menjadi 3 golongan: keluarga miskin, keluarga yang bekerja, dan keluarga profesional. Hasil penelitian mereka antara lain:
Seorang anak dari keluarga miskin rata-rata mendengar 616 kata setiap jamnya. Dari keluarga yang bekerja rata-rata mendengar 1.251 kata setiap jamnya, dan dalam keluarga profesional seorang anak mendengar rata-rata 2.153 kata setiap jamnya. Jika diekstrapolasi, dalam setahun anak keluarga miskin mendengar 3 juta kata, keluarga yang bekerja (menengah) 6 juta kata, dan keluarga para profesional 11 juta kata.
Saat meneliti perbandingan jumlah larangan dan persetujuan, hasilnya sebagai berikut:
-anak-anak keluarga profesional mendengar 32 persetujuan dan 5 larangan setiap jamnya (rasio 6:1)
-anak-anak keluarga menengah mendengar 12 persetujuan dan 7 larangan setiap jamnya (rasio 2:1)
-anak-anak keluarga miskin menerima 5 persetujuan dan 11 larangan setiap jamnya (rasio 1:2)


Hal 159
Lima syarat membentuk sebuah lingkungan bahasa yang mantap (meneliti tempat pengasuhan dan taman kanak-kanak)
1.       Tanggapan: Apakah sang pengasuh atau guru menangggapi saat sang anak memanggilnya?
2.       Emosi positif: Apakah dia menanggapi dengan senyuman dan bahasa tubuh yang posotif?
3.       Apakah guru tersebut menaruh perhatian kepada anak-anak? Apakah dia membicarakan hal yang menarik bagi anak-anak?
4.       Pertumbuhan: Apakah sang guru mengajukan berbagai pertanyaan dan mengembangkan apa yang dibicarakan sang anak?
5.       Membaca: Apakah ruangan itu dipenuhi dengan alat menulis dan buku? Apakah sang guru membacakan buku kepada anak-anak?


Hal 160
"Mampu berbicara dengan dua bahasa atau lebih adalah sebuah kelebihan"
"Jika Anda ingin mengenalkan bahasa kedua, lakukan dalam dunia nyata"
"Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mempelajari 2 bahasa akan lebih sukses saat penggunaan kedua bahasa tersebut dipisahkan"
"Bayi yang jenius mempelajari dua bahasa dan menggunakannya dengan tepat saat mereka berusia 2 sampai 2,5 tahun"

Jadi, ayo praktek!